Sabtu, 11 Juni 2016

Makalah ISBD tentang kesehatan masyarakat ibu dan anak diYogyakarta

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
‘'KEGIATAN SOSIAL DI DAERAH YOGYAKARTA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK’’

Disusun Oleh :
Nama               : Anita Dwi Saputri
Nim                 : 15140026
Kelas               : B12.1

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2015-2016
KEGIATAN SOSIAL DI DAERAH TEMPAT TINGGAL SAYA (DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT


1)       Self Concept
Ø  Susahnya pengurusan kartu jaminan kesehatan ketika masyarakat/terlebih masyarakat ekonomi menengah kebawah saat harus memperoleh fasilitas kesehatan/opname

2)      Image Kelompok terhadap Perilaku Kesehatan
Ø  Di daerah saya seorang guru/Pegawai Negeri apabila sakit akan berobat ke dokter, sedangkan petani apabila sakit pergi ke dukun, hal ini akan berpengaruh pada keluarga petani juga akan berobat ke dukun, walaupun sekolah menganjurkan ke Puskesmas, karena masih melekat budaya setempat yang turun temurun

3)      Pengaruh Indentifikasi Individu dalam Kelompok terhadap Perilaku Kesehatan
Ø  Perilaku masyarakat didaerah saya masih banyak orang-orang didaerah pedesaan yang mencuci pakaian/mandi disungai baik anak-anak ataupun orang dewasa
Ø  Perilaku anak remaja yang membiasakan hidupnya untuk merokok

4)      Tradisi terhadap Perilaku Kesehatan
Ø  Banyak tradisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan di daerah tempat tinggal saya, misalnya tradisi merokok bagi remaja laki-laki maka kebanyakan laki-laki lebih banyak yang menderita penyakit paru dibanding wanita.
Ø  Tradisi wanita habis melahirkan tidak boleh makan ikan karena ASI akan berbau amis. Padahal, dengan mengkonsumsi ikan dapat membantu proses pengembalian penyembuhan organ reproduksi terhambat dan ASI tidak lancar.

















SOSIAL BUDAYA DI DAERAH TEMPAT TINGGAL SAYA (DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ) YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN IBU DAN ANAK

Aspek Sosial Budaya dalam Kesehatan Ibu
1) Setelah melahirkan ibu nifas dan bayi tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari
2)   Ibu Hamil Lebih Mempercayai Dukun Beranak
Memasuki masa persalinan merupakan suatu periode yang kritis bagi para ibu hamil karena segala kemungkinan dapat terjadi sebelum berakhir dengan selamat atau dengan kematian. Sejumlah faktor memandirikan peranan dalam proses ini, mulai dari ada tidaknya faktor resiko kesehatan ibu, pemilihan penolong persalinan, keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan kesehatan, kemampuan penolong persalinan sampai sikap keluarga dalam menghadapi keadaan gawat.
3) Larangan Mengkonsumsi Ikan dan Telur
Ibu nifas tidak dibolehkan makan ikan dan telur karena dapat menyebabkan asi dan darah nifasnya berbau amis. Hal tersebut mengakibatkan kembalinya penyembuhan organ reproduksi terhambat dan ASI tidak lancar.
     4)      Pelayanan Kesehatan yang Masih Kurang
      Ibu yang berstatus pegawai/perekonomian menengah keatas akan didahulukan dan diberikan pelayanan yang lengkap dibandingkan dengan ibu berstatus petani/yang perekonomiannya  menengah kebawah
5) Pelayanan Kesehatan yang masih Kurang Cepat
Pelayanan kesehatan di daerah saya masih tergolong lelet,misal ada ibu akan bersalin dan tenaga kesehatan disebuah instansi kesehatan kurang bergerak cepat untuk menolong ibu hamil

6)      Gizi Wanita Hamil dengan Kebudayaan                       
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan- pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan masyarakat-masyarakat tradisional yang pada umumnya sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan. Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.











Apek Sosial Budaya dalam Kesehatan bayi :
1)       Bayi harus dibedong dengan kencang agar tubuhnya tidak bengkok dan hangat
2)       Bayi tidak boleh dibawa keluar rumah sebelum berusia 40 hari
3)       Bayi yang sudah berusia 40 hari namum belum tahu apa-apa bila diajak pergi ke kota/daerah lain harus dibawakan segenggam tanah dari rumah tempat tinggalnya yang kepercayaannya agar si bayi tidak rewel
4)       Pengobatan dan Penyakit
Dari sudut pandang sistem medis moderen adanya persepsi masyarakat yang berbeda terhadap penyakit seringkali menimbulkan permasalahan.Sebagai contoh ada masyarakat pada beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang- kejang disebabkan karena kemasukan roh halus, dan hanya dukun yang dapat menyembuhkannya. Padahal kejang-kejang tadi mungkin disebabkan oleh demam yang tinggi, atau adanya radang otak yang bila tidak disembuhkan dengan cara yang tepat dapat menimbulkan kematian.
Mitos yang berkembang di masyarakat diantaranya yaitu :
a.       Jika rambut anak anda basah maka anak anda akan masuk angin
Faktanya, pakar kesehatan Jims Scars mengatakan dari riset yang dilakukan di Ingggris dimana setengah kelompok anak dibiarkan dalam ruangan yang hangat sedangkan sisanya berada di lorong dengan kondisi basah kuyup. Setelah beberapa jam, kelompok yang brada di lorong tidak mengalami pilek atau flu.
b.      Anak perlu makan ketika kedinginan dan meminum banyak air ketika demam.
Hal yang seharusnya adalah menjaga cairan tubuh merupakan hal terpenting yang harus dilakukan, ketika seseorang banyak cairan maka semakin mudah terkena penyakit. Meski demikian, anak tidak perlu mengkonsumsi minuman elektrolit bila tidak mengalami dehidrasi atau diare.
c.       Anak akan kehilangan 75% panas tubuh melalui kepala.
Mitos macam itu berkembang karena keharusan kepala bayi yang baru lahir ditutupi ketika cuaca dingin. Hal itu dibenarkan, karena kepala bayi memiliki prosentase lebih besar daripada bagian tubuh lainnya. Akan tetapi, ketika sudah besar, keluarnya panas melalui kepala kepala hanya 10%, sisanya panas tubuh keluar melalui kaki, lengan dan tangan.




















PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI ASPEK SOSIAL BUDAYA DI ATAS :
1.      Melakukan pendekatan terlebih dahulu baik pada ibu hamil maupun dukun. Dalam menolong persalinan, jika tetap ditolong oleh dukun maka harus tetap didampingi bidan. Namun lebih baiknya persalinan ditolong oleh bidan dan dukun berperan membantu memandikan bayi/merawat bayi.
2.      Menjaga komunikasi yang baik dengan tenaga atau fasilitas kesehatan agar ketika dilakukan perujukan akan lebih mudah untuk dihubungi.
3.      Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, mengenai persalinan, pelayanan keluarga berencana, dan pengayoman medis kontrasepsi.
4.      Memberikan buku KIA kepada rakyat setempat, agar ibu dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang anaknya
5.      Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
6.      Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
7.      Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan.
8.      Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya masyarakat.
9.      Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas kesehatan lainnya.


























  


Laporan pemeriksaan tanda tanda vital

LAPORAN PRAKTIKUM KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN 1
( PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL )
Dosen pengampu       : Dewi Setyaningsih, S.SiT, M.P.H


RESPATI.jpg

DISUSUN OLEH :
1.      Anita Dwi Saputri  : 15140026 (B12.1)
2.      Alif Ulfa                  : 15140073 (B12.1)

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

            Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan system tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolism dalam tubuh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada system kardiovaskular, frekkuensi pernafasan dapat menujukkan fungsi pernafasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan system kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat mempengarauhi jika tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indicator adanya gangguan system tubuh.
       Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan  rutin pada pasien., tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan system   tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada pasien tentu berbeda  dengan pasien yang lainnya. Tingkat kegawatan pasien keadaan kritis akan membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibandingkan pada kondisi pasien yang tidak kritis, demikiaan sebaliknya. Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dillakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, frekuensi nafas dan pemeriksaan tekanan darah.

1.      Pemeriksaan suhu tubuh
      Pemeriksaan suhu tubuh merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilali kondisi metabolisme didalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolism darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya dimana proses pengaturannya terletak pada hypothalamus. Pada bagian depan hypotalamus  mengatur pembuangan panas sedangkan bagian belakang mengatur penyimpangan panas.
Pembuangan panas dapat terjadi melalui berbagai macam proses :
1.      Radiasi : proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnetik atau perpindahan panas dari permukaan obyek dengan permukaan obyek lainnyatanpa keduannya bersentuhan. Misalnya pertukaran suhu dinding dan suhu tubuh. Sehingga pada klien yang panas pakaian atau selimut dilepas. Mekanisme radiasi ini paling banyak berpengaruh yaitu 60 %.
2.      Konveksi : proses penyebaran panas karena pergeseran yang kepadatannya tidak sama atau kontak dengan udara dingin disekitar misalnya diruangan yang dingin atau perindahan panas karena pergerakan udara. Misalnya perpindahan panas karena kipas angin ke tubuh manusia. Mekanis konveksi berpengaruh sebanyak 15%.
3.      Evaporasi : proses perubahan cairan menjadi uap misalnya hilangnya panas saat dalam keadaan basah. Mekanis evaporasi ini sebanyak 22%.
4.      Konduksi : proses pemindahan panas pada obyek lain dengan kontak langsung. Misalnya bayi diletakkan pada timbangan yang suhunya lebih rendah. Pengaruh mekanisme konduksi ini sebanyak 3%.
Pemeriksaan suhu dapat melalui oral, rectal, telinga (timpani/aural//otic) dan aksila. Suhu normal rata-rata adalah 36,50 C – 3,50 C. pasien dikatakan hipothermi jika suhu < 360 C dan hyperthermia > 37,50 C.
     Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.35
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
36,5


12.45
Istirahat
Naik tangga
36,9


15.30
Selesai kuliah
Diruang kelas
36,9

Selasa, 01-12-2015
07.05
Sehabis jalan
Ruangan AC
36,6


12.50
Sehabis makan
Ruangan terbuka
36,6


14,34
duduksantai
Ruangan terbuka
36,7
Anita
Senin, 30-11-2015
07.50
Duduk santai
Ruangan terbuka
36,3


12.54
Istirahat
Naik tangga
36,4


15.45
Selesai kuliah
Diruang kelas
36,6

Selasa, 01-12-2015
07.20
Sehabis jalan
Ruangan AC
36,9


12.50
Sehabis makan
Ruangan terbuka
36,8


14,34
duduksantai
Ruangan terbuka
36,8

2.      Pemeriksaan nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Proses perubahan denyut nadi dipengaruhi oleh perubahan kecepatan jantung terhadap rangsangan yang ditimbulkan oleh sisitem syaraf simpatis dan para simpatis. Rangsangan simpatis dapat menambah kecepatan jantung seperti cemas, emosi, takut dan marah sedangkan para simpatis dapat mengurangi denyut nadi.
      Pemeriksaan nadi seharusnya dalam keadaan tidur atau istirahat. Frekuensi yang normal pada orang dewasa adalah kurang lebih 60-90 kali/menit. Takhi kardi adalah denyut nadi lebih cepat dari pada normal, hal ini di jumpai pada keadaan hyperthermia, aktivitas tinggi, kecemasan, miokarditis dll. Hyperthermia dapat meningkatkan nadi sebanyak 15-20 kali/menit setiap peningkatan suhu 1  derajat celcius. Apabila denyut nadi lebih lambat dari normal disebut bradikardi. Selain itu pemeriksaan nadi perlu diperhatikan iramanya dan kuat tidaknya denyutan.
      Pemeriksaan denyut nadi dapat diperiksa dengan palpasi atau dengan elektronik yang sederhana maupun yang canggih. Pemeriksaan dapat dapat dilakukan pada arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis, arteri karotis pada leher, areri tempporalis, arteri fermonalis, arteri dorsalis pedis, atau arteri frontalis pada ubun-ubun bayi.
      Beberapa factor yang mempengaruhi nadi:
1.      Usia
2.      Jenis kelamin
3.      Circadian rhythm
4.      Bentuk tubuh
5.      Aktivitas
6.      Stress
7.      Suhu tubuh
8.      Volume darah
9.      Obat-obatan
Karakter nadi:
1.      Frekuensi : jumlah denyut nadi permenit
2.      Irama : merupakan interval regular yang terjadi antara setiap denyut nadi/ jantung.
3.      Kekuatan : kekuatan/ amplitude dari nadi menunjukkan volume darah yang diiejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi jantung.
4.      Kesamaan : dalam kondisi tertentu nadi satu ekstremitas mungkin  tidak sama kekuatannya. Missal adanya thrombus.
Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.36
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
60


12.46
Istirahat
Naik tangga
76


15.32
Selesai kuliah
Diruang kelas
65

Selasa, 01-12-2015
07.06
Sehabis jalan
Ruangan AC
66


12.53
Sehabis makan
Ruangan terbuka
70


14,36
duduksantai
Ruangan terbuka
72
Anita
Senin, 30-11-2015
07.50
Duduk santai
Ruangan terbuka
62


12.54
Istirahat
Naik tangga
90


15.45
Selesai kuliah
Diruang kelas
71

Selasa, 01-12-2015
07.20
Sehabis jalan
Ruangan AC
63


12.50
Sehabis makan
Ruangan terbuka
69


14,34
duduksantai
Ruangan terbuka
70



3.      Pemeriksaan frekuensi pernafasan
Pernafasan adalah mekanis tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfer dengan darah serta darah dengan sel.
a.       Mekanis
bernapas inspiratif adalah proses aktif. Selama inspirasi, pusat pernapasan mengirim implus sepanjang nervus frenik, mengakibatkan difragma berkontraksi. Ekspirasi merupakana proses pasif. Frekuensi dan kedalaman normal dari ventilasi, eupnea, di interupsi berdesau. Desau, nafas lebih dalam yang panjang adalah mekanis fisollogis protektif untuk mencegah udara bertukar dijalan udara kecil yang mengembang dengan alveoli selama bernafas normal.
b.      Frekuensi
            Frekuensi pernafaasan normal (eupnea):
1.      BBL                      : 35-40
2.      Bayi 6 bulan          : 30-50
3.      Toddler                 : 25-32
4.      Anak-anak             : 20-30
5.      Remaja                  : 15-24
6.      Dewasa                 : 12-20
c.       Kedalaman ventilasi
            Dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada dan menilai secara subjektif gerakan ventilator sebagai dalam, normal dan dangakal.

d.      Irama ventilasi
            Dengan pernafasan normal interval regular terjadi setelah setiap siklus pernafasan. Irama pernafasan teratur dan tidak teratur.
Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.37
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
26


12.47
Istirahat
Naik tangga
18


15.33
Selesai kuliah
Diruang kelas
28

Selasa, 01-12-2015
07.07
Sehabis jalan
Ruangan AC
20


12.54
Sehabis makan
Ruangan terbuka
23


14,37
duduksantai
Ruangan terbuka
22
Anita
Senin, 30-11-2015
07.51
Duduk santai
Ruangan terbuka
20


12.55
Istirahat
Naik tangga
19


15.46
Selesai kuliah
Diruang kelas
19

Selasa, 01-12-2015
07.21
Sehabis jalan
Ruangan AC
19


12.51
Sehabis makan
Ruangan terbuka
22


14,35
duduksantai
Ruangan terbuka
21



4.      Pemeriksaan frekuensi pernafasan
Pemeriksaan tekanan darah merupakan indicator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secra langsung dan tidak langsung, tetapi yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan secara tidak langsung, tetapi yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan secara tidak langsung dengan menggunakan sphygmomanometer. Metode tidak langsung dapat digunakan dengan cara palpasi dan auskultasi dengan stetoskop. Hasil pemeriksaan tekanan darah juga dipengaruhi posisi saat pemeriksaan.
Selain posisi tekanan darah juga dipengaruhi oleh beberapa hal:
1.      Umur
2.      Waktu pengukuran
3.      Latihan dan aktifitas
4.      Emosi dan nyeri
5.      Miscellaneous factor
6.      Curah jantung
Selain factor diatas, terdapat factor-faktor yang berpengaruh pada interprentasi hasil diantaranya:
1.      Lingkungan
2.      Peralatan
3.      Pasien
4.      Tehnik pemeriksaan
Pengempisan cuff, pakean terlalu tebal, kesalahan membaca sfigmomanometer  pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan keseluruh tubuh. Keadaan ini disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel sudah rileks darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolic.
Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan daistolik. Seseorang dikatakan menyidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut

Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.37
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
120/80


12.48
Istirahat
Naik tangga
120/60


15.33
Selesai kuliah
Diruang kelas
110/50

Selasa, 01-12-2015
07.07
Sehabis jalan
Ruangan AC
120/70


12.54
Sehabis makan
Ruangan terbuka
110/70


14,37
duduksantai
Ruangan terbuka
110/70
Anita
Senin, 30-11-2015
07.51
Duduk santai
Ruangan terbuka
110/70


12.55
Istirahat
Naik tangga
110/50


15.46
Selesai kuliah
Diruang kelas
110/60

Selasa, 01-12-2015
07.21
Sehabis jalan
Ruangan AC
110/70


12.52
Sehabis makan
Ruangan terbuka
100/60


14,35
duduksantai
Ruangan terbuka
100/60