Rabu, 01 Juni 2016

contoh makalah psikologi kebidanan tentang pubertas anak remaja

MAKALAH PSIKOLOGI
‘’PERKEMBANGAN ANAK GADIS MASA PUBERTAS DAN ADOLESEN’’


Disusun oleh    :
                                   
                                    Nama              : Anita Dwi Saputri
                                    Nim                 : 15140026
                                    Kelas               : B12.1


PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015-2016


          Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim…
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas curahan rahmat dan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Psikologi Kebidanan dengan waktu yang di harapkan.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam penyajian makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan ketentuan dan arahan dari beliau.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah yang di sajikan ini dapat sesuai dengan indikator yang di harapkan.

Yogyakarta, 31 Maret 2016

Penyusun











Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1.      Latar Belakang
1.2.      Rumusan Masalah
1.3.      Tujuan
Bab II Masa Pubertas
2.1.      Pengertian Masa Pubertas
2.2.      Ciri-Ciri Pubertas
2.3.      Perubahan Tubuh pada Masa Puber
2.4.      Akibat Perubahan pada Masa Puber
Bab III Masa Remaja
3.1.      Pengertian Remaja
3.2.      Ciri-ciri Masa Remaja
3.3.      Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
3.4.      Perubahan Kepribadian
Bab IV Masa Adolence
3.5.      Apa pengertian tentang masa adolesen ?
3.6.      Bagaimana perkembangan biologis pada masa adolesen ?
3.7.      Bagaimana perkembangan psikologis pada masa adolesen ?
3.8.      Bagaimana ciri-ciri pada masa adolesen ?
3.9       Sikap Bidan dalam menghadapi anak gadis dalam masa adolesen ?
BAB V
Penutup
4.1.      Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan
1.1.     Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan  stress  (Storm  and  Stress). Karena  mereka  telah  memiliki keinginan  bebas  untuk  menentukan  nasib  sendiri,  kalau  terarah  dengan baik  maka  ia  akan  menjadi  seorang  individu  yang  memiliki  rasa tanggungjawab,  tetapi kalau  tidak  terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Perilaku remaja terdiri dari perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual. Perilaku kognitif merupakan suatu perilaku remaja yang ditandai dengan bagaimana pola berpikir dari remaja itu. Sedangkan perilaku sosioemosianal merupakan suatu perilaku yang erat kaitannya dengan emosi remaja dan bagaimana remaja berinteraksi dengan kehidupan sosialnya. Dan perilaku seksual yakni suatu perilaku yang berkaitan erat dengan bagaimana remaja tersebut berpacaran. Perilaku-perilaku tersebut tentunya berkaitan erat dengan masa pubertas. Dimana masa tersebut merupakan masa tumbuh kembang yang dialami oleh semua remaja.
Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Itu dinamakan masa pubertas. Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Kini,  dikenal  adanya  pubertas  dini  pada  remaja.  Penyebab  pubertas  dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon  estrogen.  Hormon  ini  diketahui  sangat  berperan  dalam  mengatur perkembangan seks wanita.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan disbanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untu member mereka pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu sebagai orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan dalam masa pubertasnya.




1.2.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.2.1.   Apa pengertian dari masa pubertas?
1.2.2.   Bagaimana ciri-cirinya?
1.2.3.   Bagaimana perubahan tubuh pada masa puber?
1.2.4.   Apa pengertian dari masa remaja?
1.2.5.   Bagaimana ciri-cirinya?
1.2.6.   Bagaimana tugas perkembangan pada masa remaja?
1.2.7.   Bagaimana perubahan kepribadian?
1.3.      Tujuan
1.3.1.   Bisa menjelaskan pengertian dari masa pubertas
1.3.2.   Mengetahui ciri-ciri dari pubertas
1.3.3.   Mengetahui perubahan tubuh pada masa puber
1.3.4.   Bisa menjelaskan pengertian dari masa remaja
1.3.5.   Mengetahui ciri-ciri dari masa remaja
1.3.6.   Mengetahui tugas perkembangan pada masa remaja
1.3.7.   Mengetahui perubahan kepribadian yang terjadi pada masa remaja
1.3.8.   Mengetahui pengertian adolence
1.3.9.   Mengetahui perkembangan biologis pada masa adolence
1.4       Mengetahui sikap Bidan dalam menghadapi anak gadis dalam masa adolence






\
Bab II
Masa Pubertas

2.1.      Pengertian Masa Pubertas
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan Root “Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.Pubertas  adalah  masa  ketika  seorang  anak  mengalami  perubahan  fisik, psikis,  dan  pematangan  fungsi  seksual.  Masa  pubertas  dalam  kehidupan  kita biasanya dimulai  saat berumur delapan hingga  sepuluh  tahun dan berakhir  lebih kurang  di  usia  15  hingga  16  tahun.  Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Pada  saat  seorang  anak memasuki masa  pubertas  yang  ditandai  dengan menstruasi  pertama  pada  remaja  putri  atau  pun  perubahan  suara  pada  remaja putra,  secara  biologis  dia  mengalami  perubahan  yang  sangat  besar.Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua  jenis  hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic  hormones)  yang berhubungan dengan  pertumbuhan,  yaitu:  1)  Follicle-Stimulating  Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH).  Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang  pertumbuhan  estrogen  dan  progesterone:  dua  jenis  hormon kewanitaan.    Pada  anak  lelaki,  Luteinizing  Hormone  yang  juga  dinamakan Interstitial-Cell  Stimulating Hormone  (ICSH)  merangsang  pertumbuhan testosterone.      Pertumbuhan  secara  cepat  dari  hormon-hormon  tersebut  di  atas merubah  sistem  biologis  seorang  anak.  Anak  perempuan  akan  mendapat menstruasi,  sebagai pertanda bahwa  sistem  reproduksinya  sudah aktif. Selain  itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll.  Anak lelaki mulai  memperlihatkan  perubahan  dalam  suara,  otot,  dan  fisik  lainnya  yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone.   Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Karakteristik anak puber antara lain: merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau genk sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas.
2.2.      Ciri-Ciri Pubertas
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahapan-tahapan lain dalam rentang kehidupan. Yang terpenting diantaranya dibahas berikut ini:
2.2.1.   Periode tumpang tindih
Masa puber harus dianggap periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai “remaja atau remaja muda”.
2.2.2.   Periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun diluar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar 2-4 tahun. Anak yang mengalami masa puber selama 2 tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “cepat matang”, sedangkan yang memerlukan 3-4 tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “lambat matang”. Sebagai kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok pada setiap kelompok.
2.2.3.   Puber dibagi dalam tahap-tahap
Meskipun masa puber relatif merupkan periode yang singkat dalam rentan kehidupan, namun biasanya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap prapuber, tahap puber, dan tahap pascapuber.
a) Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan 1 atau 2 tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap prapuber atau pematangan, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
b) Tahap puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja saat dimana kriteria kematangan seksual muncul –haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja (atau tahap matang), ciri-ciri seks sekunder telah berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.


c) Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik, dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
2.2.4.   Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat
Masa puber atau pubertas adalah salah satu dari dua periode dalam rentang kehidupan yang ditandai oleh pertumbuhan pesat dan perubahan mencolok dalam proporsi tubuh. Periode yang lain adalah masa pranatal dan pertengahan pertama dari tahun kehidupan pertama. Biasanya periode ini disebut sebagai “bayi tumbuh pesat”.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa puber pada umunya disebut sebagai “remaja tumbuh pesat”. Karena agak mendahului atau terjadi bersamaan dengan perubahan-perubahan masa lainnya. Tumbuh pesat ini berlangsung 1 atau 2 tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang dan berlangsung terus selama 6 bulan sampai setahun kemudian. Jadi seluruh periode tumbuh pesat berlangsung hampir selama 3 tahun, sedikit lebih lama dari periode “bayi tumbuh pesat” yang berlangsung kurang dari satu setengah tahun.
2.2.5.   Masa puber merupakan masa negatif
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukan periode yang berlangsung singkat; negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.
Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila individu secara seksual menjadi matang. Juga terdapat bukti bahwa perilaku khas dari “fase negatif” masa puber lebih menonjol pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
2.2.6.   Pubertas terjadi pada berbagai usia
Pubertas dapat terjadi setiap saat antara usia 5/6 dan 19 tahun. Tetapi, rata-rata anak perempuan dalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksual pada 13 tahun, dan rata-rata anak laki-laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktu yang perlu untuk menyelsaikan proses perubahan masa puber. Ini berkisar rata-rata antara 2-4 tahun, sedikit lebih singkat daripada waktu yang diperlukan anak laki-laki.
Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan anak perempuan. Perbedaan dalam saat dimulainya masa puber inilah yang menjadikan periode ini merupakan salah satu periode yang sangat sulit sekalipun periode ini sangat singkat.

2.3.     Perubahan Tubuh Anak Gadis pada Masa Puber
2.1.Perubahan ukuran tubuh
Dua tahun sebelum haid dan setahun setelah haid. Berhenti sekitar 18 tahun.
2.2.Ciri-ciri Seks Primer
•    Berat uterus anak usia sebelas atau dua belas tahun berkisar 5,3 gram; pada usia enam belas rata-rata  beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini.
•    Datangnya haid yang akan terjadi kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai menopuse, pada akhir empat puluhan  atau awal lima puluhan tahun.
2.3.Ciri-ciri Seks Sekunder
•      Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat, akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
•      Payudara
Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juga berkembang. Puting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
•      Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.
•      Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori bertambah besar.
•      Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
2.4.     Akibat Perubahan pada Masa Puber
a.       Ingin menyendiri
Anak puber kerap melamun betapa seringnya ia tidak dimengerti dan diperlakukan kurang baik, dan ia juga mengadakan eksperimen seks melalui mastrubarsi. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang lain.
b.      Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan pada umunya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya di berbagai bidang menurun.
c.       Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
d.      Antagonisme Sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menantang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan.
e.       Emosi yang Meninggi
Kemurungan, merajuk, redakan amarah, dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid.
f.       Hilangnya Kepercayaan Diri
Anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan, karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tua dan teman-temanya.
g.         Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dari reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.




Bab III
Masa Remaja

3.1.     Pengertian Remaja
Perkembangan  kognitif  remaja,  dalam  pandangan  Jean  Piaget  (seorang ahli  perkembangan  kognitif)  merupakan  periode  terakhir  dan  tertinggi  dalam tahap pertumbuhan operasi  formal  (period of  formal operations).     Pada periode ini,  idealnya  para  remaja  sudah  memiliki  pola  pikir  sendiri  dalam  usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.  Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian  rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan  banyak  alternatif  pemecahan  masalah  beserta  kemungkinan akibat  atau  hasilnya.    Kapasitas  berpikir  secara  logis  dan  abstrak  mereka berkembang  sehingga  mereka  mampu  berpikir  multi-dimensi  seperti  ilmuwan.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin (adolescere) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh  menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. [5]
3.2.     Ciri-ciri Masa Remaja
3.2.1.      Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
3.2.2.      Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa, dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
3.2.3.      Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga.
Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Meningginya emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat dan pola perilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivelen terhadap setiap perubahan.
3.2.4.      Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
3.2.5.      Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah?...Apakah mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
3.2.6.      Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak diantaranya yang bersifat negatif”. Anggapan strereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
3.2.7.      Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
3.2.8.      Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan strereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Ciri-ciri Khusus Masa Remaja :
  Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
  Emosinya yang tidak stabil
  Perkembangan seksual sangat menonjol
  Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
  Terikat erat dengan kelompoknya
 3.3. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
  Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
  Mencapai peran sosial pria dan wanita
  Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
  Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
  Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
  Mempersiapkan karier ekonomi
  Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
  Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis [8]
3.4. Perubahan Kepribadian
Banyak kondisi dalam kehidupan remaja yang turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep diri. Beberapa di antaranya sama dengan kondisi pada masa kanak-kanak, tetapi banyak yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan fisik psikologis yang terjadi selama masa remaja. Yang terpenting di antaranya sebagai berikut:
3.4.1.      Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.

3.4.2.      Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
3.4.3.      Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
3.4.4.      Nama dan Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada cemoohan.
3.4.5.      Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
3.4.6.      Teman-teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.










Bab IV
Masa Adolence

A.    Pengertian Masa Adolesen
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescereyang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock,1990, p.206). Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
B.     Perkembangan Biologis Pada Masa Adolesen
Menurut Michaelis, pada awal adolesen seseorang mengalami perkembangan jasmani yang sangat pesat karena organ-organ pada tubuh pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi gangguan apa saja yang didorong oleh perkembangan kelenjar jenis.
Dalam hal perkembangan seksual, gadis-gadis mengalami kematangan lebih awal daripada seorang pemuda yang sebaya umumnya. Dalam hal perkembangan jasmani , lebih dahulu pemuda mengalami pertumbuhan jasmaniah.
Perubahan proporsi tubuh pada daerah-daerah tubuh yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat di daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki, dan tangan.Perkembangan yang lain adalah menyangkut perkembangan seksual. Pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik di dalam maupun di luar badan sangat menentukan bagi perkembangan tingkah laku seksual selanjutnya.
Secara biologis, manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dimana kematangan seks dicapai selama masa adolesen ini, dan daya tarik seks menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan individu, serta dalam hubungan social yang dipengaruhi oleh kematangan fisik yang telah dicapai. Dan gadis fisiknya lebih lemah dibandingkan dengan fisik pemuda, dimana gadis memperoleh kekuatan yang lain disamping ia kehilngan kekuatan lainnya. Dan penampilan gadis menjadi lebih menarik dilihat oleh pria.
C.    Perkembangan Psikologis Pada Masa Adolesen
Dalam perspektif psikologis, dimana seorang tokoh yaitu Erik H. Erikson, berpendapat bahwa remaja bukan sebagai konsolidasi kepribadian, tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupa. Masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan “sence of identity us role confusion” , yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya.
Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya, dan makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila ia gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingungan ini berdampak kurang baik bagi remaja, dia cenderung kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Pada ranah psikologis, dalam kelompok sejenis mereka belajar untuk bertingkah laku sebagai orang dewasa. Dalam kelompok jenis kelamin lain mereka belajar menguasai keterampilan social, dan sebaginya, misalnya kemahoiran berbicara, mengorganisasikan kegiatan social, dan sebagainya. Gadis lebih cepat matang dari pada teman pemudanya, dan lebih cenderung tertarik kepada pemuda yang usianya beberapa tahun di atasnya. Keadaan itu akan berlangsung sampai mereka kuliah di perguruan tinggi..
D.    Ciri-ciri Pada Masa Adolesen
Masa ini sebenarnya sudah tidak begitu menarik untuk dibahas, kerena masa ini sudah tidak lagi banyak keistemewaan yang menonjol, maka sudah mulai tenang kejiwaannya, sebagai persiapan kehidupan pada masa dewasa. Adapun batas masa adoleson ini sebenarnya masa banyak pendapat yang saling berbeda, tetapi untuk sekadar pedoman umum serta berdasarkan pada gejala-gejala kejiwaan yang paling tipikal adalah antara lain 18;0 – 21;0 tahun.
Adapun ciri-ciri atau sifat pada masa adolesen maka sikap pada umumnya, ialah bahwa ia mulai dapat:
1.        Menemukan pribadinya
2.        Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ia mulai dapat membawakan dirinya masuk kedalam masyarakat.
3.        Menentukan cita-citanya
4.        Menggariskan jalan hidupnya
5.        Bertanggung jawab
6.        Menghimpun norma-norma sendiri
Sikap Bidan dalam menghadapi anak gadis dalam masa adolence
a)        Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Contohnya : membuat perubahan di tingkat lokal, daerah atau nasional dengan menargetkan para stake holder yang mempengaruhi penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi para remaja.
b)        Komponen-komponen program yang berhasil
Program-program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan mencapai keberhasilan maksimal jika program-program tersebut:
1.         Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani.
2.         Melibatkan remaja dalam perancangna programnya.
3.         Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua.
c)        Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna
Misalnya : Para pendidik/edukator remaja yang dilatih untuk membantu teman sebaya mereka dalam hal informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi menerima pelatihan khusus dalam pengambilan keputusan, melakukan perujukan klien dan memberikan komoditas atau pelayanan.
d)       Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja
Pendekatan ini mencakup memiliki petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk bidan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus remaja secara biologis, psikologis dan kebutuhan kesehatan remaja, memiliki rasa hormat terhadpa privasi remaja dan kerahasiaan remaja sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi yang nyaman,dan biaya yang terjangkau.
e)        HIV dan PMS di kalangan Remaja
Misal dengan cara memberikan informasi kepada remaja terhadap bahaya melakukan hubungan seksual diluar nikah karena beresiko tinggi untuk terjangkit penyakit menular seksual(PMS) seperti HIV/AIDS.






BAB IV
Penutup
4.1. Kesimpulan
Pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Ciri-ciri masa puber yaitu periode yang tumpang tindih, periode yang singkat, dibagi dalam tahap-tahap, merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat, merupakan fase negatif. Dimana ini semua di tandai dengan perubahan seks primer (berkembangnya gonad dan kelenjar pituitary pada organ-organ seks), biasanya tanda bagi perempuan adalah haid sedangkan bagi laki-laki adalah mimpi basah, selanjutnya perubahan pada seks sekunder (tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh, terjadi perubahan pada kulit, kelenjar, otot, suara, payudara, dll). Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yaitu, ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonisme sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, terlalu sederhana.
Sedangkan pengertian remaja secara Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Ciri ciri dari remaja yaitu, merupakan periode yang penting, sebagai periode peralihan, sebagai periode perubahan, sebagai usia bermasalah, sebagai masa mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realistik, dan ambang masa dewasa. Kemudian kondisi-kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja yaitu, usia kematangan, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas, dan cita cita. Remaja merupakan masa peralihan menuju kamatangan sebelum dewasa.





Daftar Pustaka
Elizabeth, B. Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Maria. U. Kenakalan remaja. 2009. Available from : URL:http://www.damandiri.or.id.

Noviasari, E., Saputri, K. N., Masrurroh, I. N. Mata Pelajaran Pendidikan Reproduksi Remaja dalam Kurikulum SMP untuk Menghindarkan Remaja dari Tindak Aborsi Akibat Free Seks. 2010. Available from : URL:http://kemahasiswaan.um.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar