LAPORAN
PRAKTIKUM KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN 1
(
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL )
Dosen pengampu :
Dewi Setyaningsih, S.SiT, M.P.H

DISUSUN OLEH :
1.
Anita
Dwi Saputri : 15140026 (B12.1)
2.
Alif
Ulfa :
15140073 (B12.1)
PROGRAM
STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN 2015/2016
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA
VITAL
Pemeriksaan tanda vital
merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan system tubuh. Tanda
vital meliputi suhu tubuh. Tanda vital meliputi
suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah. Tanda vital
mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda
vital misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolism dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada system kardiovaskular, frekkuensi
pernafasan dapat menujukkan fungsi pernafasan, dan tekanan darah dapat menilai
kemampuan system kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua
tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital
dapat mempengarauhi jika tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan
sakit dan perubahan tersebut merupakan indicator adanya gangguan system tubuh.
Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan
oleh perawat Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada pasien., tetapi merupakan tindakan
pengawasan terhadap perubahan atau gangguan system tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital
pada pasien tentu berbeda dengan pasien
yang lainnya. Tingkat kegawatan pasien keadaan kritis akan membutuhkan
pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibandingkan pada kondisi
pasien yang tidak kritis, demikiaan sebaliknya. Prosedur pemeriksaan tanda
vital yang dillakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut
nadi, frekuensi nafas dan pemeriksaan tekanan darah.
1.
Pemeriksaan suhu tubuh
Pemeriksaan suhu tubuh merupakan salah
satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilali kondisi metabolisme didalam
tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolism darah.
Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya dimana proses pengaturannya terletak
pada hypothalamus. Pada bagian depan hypotalamus mengatur pembuangan panas sedangkan bagian
belakang mengatur penyimpangan panas.
Pembuangan
panas dapat terjadi melalui berbagai macam proses :
1. Radiasi
: proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnetik atau perpindahan
panas dari permukaan obyek dengan permukaan obyek lainnyatanpa keduannya
bersentuhan. Misalnya pertukaran suhu dinding dan suhu tubuh. Sehingga pada
klien yang panas pakaian atau selimut dilepas. Mekanisme radiasi ini paling
banyak berpengaruh yaitu 60 %.
2.
Konveksi : proses
penyebaran panas karena pergeseran yang kepadatannya tidak sama atau kontak
dengan udara dingin disekitar misalnya diruangan yang dingin atau perindahan
panas karena pergerakan udara. Misalnya perpindahan panas karena kipas angin ke
tubuh manusia. Mekanis konveksi berpengaruh sebanyak 15%.
3.
Evaporasi : proses
perubahan cairan menjadi uap misalnya hilangnya panas saat dalam keadaan basah.
Mekanis evaporasi ini sebanyak 22%.
4.
Konduksi : proses
pemindahan panas pada obyek lain dengan kontak langsung. Misalnya bayi
diletakkan pada timbangan yang suhunya lebih rendah. Pengaruh mekanisme
konduksi ini sebanyak 3%.
Pemeriksaan suhu dapat melalui
oral, rectal, telinga (timpani/aural//otic) dan aksila. Suhu normal rata-rata
adalah 36,50 C – 3,50 C. pasien dikatakan hipothermi jika
suhu < 360 C dan hyperthermia > 37,50 C.
Hasil
pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
|
Nama
|
Hari
dan tanggal
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Lokasi
|
hasil
|
|
Ulfa
|
Senin,
30-11-2015
|
07.35
|
Sesudah naik tangga
|
Ruangan terbuka
|
36,5
|
|
|
|
12.45
|
Istirahat
|
Naik tangga
|
36,9
|
|
|
|
15.30
|
Selesai kuliah
|
Diruang kelas
|
36,9
|
|
|
Selasa,
01-12-2015
|
07.05
|
Sehabis jalan
|
Ruangan AC
|
36,6
|
|
|
|
12.50
|
Sehabis makan
|
Ruangan terbuka
|
36,6
|
|
|
|
14,34
|
duduksantai
|
Ruangan terbuka
|
36,7
|
|
Anita
|
Senin,
30-11-2015
|
07.50
|
Duduk santai
|
Ruangan terbuka
|
36,3
|
|
|
|
12.54
|
Istirahat
|
Naik tangga
|
36,4
|
|
|
|
15.45
|
Selesai kuliah
|
Diruang kelas
|
36,6
|
|
|
Selasa,
01-12-2015
|
07.20
|
Sehabis jalan
|
Ruangan AC
|
36,9
|
|
|
|
12.50
|
Sehabis makan
|
Ruangan terbuka
|
36,8
|
|
|
|
14,34
|
duduksantai
|
Ruangan terbuka
|
36,8
|
2.
Pemeriksaan nadi
Denyut
nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung.
Proses perubahan denyut nadi dipengaruhi oleh perubahan kecepatan jantung
terhadap rangsangan yang ditimbulkan oleh sisitem syaraf simpatis dan para
simpatis. Rangsangan simpatis dapat menambah kecepatan jantung seperti cemas,
emosi, takut dan marah sedangkan para simpatis dapat mengurangi denyut nadi.
Pemeriksaan nadi seharusnya dalam keadaan
tidur atau istirahat. Frekuensi yang normal pada orang dewasa adalah kurang
lebih 60-90 kali/menit. Takhi kardi adalah denyut nadi lebih cepat dari pada
normal, hal ini di jumpai pada keadaan hyperthermia, aktivitas tinggi,
kecemasan, miokarditis dll. Hyperthermia dapat meningkatkan nadi sebanyak 15-20
kali/menit setiap peningkatan suhu 1
derajat celcius. Apabila denyut nadi lebih lambat dari normal disebut bradikardi.
Selain itu pemeriksaan nadi perlu diperhatikan iramanya dan kuat tidaknya
denyutan.
Pemeriksaan denyut nadi dapat diperiksa
dengan palpasi atau dengan elektronik yang sederhana maupun yang canggih.
Pemeriksaan dapat dapat dilakukan pada arteri radialis pada pergelangan tangan,
arteri brachialis, arteri karotis pada leher, areri tempporalis, arteri
fermonalis, arteri dorsalis pedis, atau arteri frontalis pada ubun-ubun bayi.
Beberapa factor yang mempengaruhi nadi:
1. Usia
2. Jenis
kelamin
3. Circadian
rhythm
4. Bentuk
tubuh
5. Aktivitas
6. Stress
7. Suhu
tubuh
8. Volume
darah
9. Obat-obatan
Karakter
nadi:
1. Frekuensi
: jumlah denyut nadi permenit
2. Irama
: merupakan interval regular yang terjadi antara setiap denyut nadi/ jantung.
3. Kekuatan
: kekuatan/ amplitude dari nadi menunjukkan volume darah yang diiejeksikan ke
dinding arteri pada setiap kontraksi jantung.
4. Kesamaan
: dalam kondisi tertentu nadi satu ekstremitas mungkin tidak sama kekuatannya. Missal adanya
thrombus.
Hasil pemeriksaan kami pada dua
pasien selama 2 hari berturut-turut
|
Nama
|
Hari
dan tanggal
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Lokasi
|
hasil
|
|
Ulfa
|
Senin,
30-11-2015
|
07.36
|
Sesudah naik tangga
|
Ruangan terbuka
|
60
|
|
|
|
12.46
|
Istirahat
|
Naik tangga
|
76
|
|
|
|
15.32
|
Selesai kuliah
|
Diruang kelas
|
65
|
|
|
Selasa,
01-12-2015
|
07.06
|
Sehabis jalan
|
Ruangan AC
|
66
|
|
|
|
12.53
|
Sehabis makan
|
Ruangan terbuka
|
70
|
|
|
|
14,36
|
duduksantai
|
Ruangan terbuka
|
72
|
|
Anita
|
Senin,
30-11-2015
|
07.50
|
Duduk santai
|
Ruangan terbuka
|
62
|
|
|
|
12.54
|
Istirahat
|
Naik tangga
|
90
|
|
|
|
15.45
|
Selesai kuliah
|
Diruang kelas
|
71
|
|
|
Selasa,
01-12-2015
|
07.20
|
Sehabis jalan
|
Ruangan AC
|
63
|
|
|
|
12.50
|
Sehabis makan
|
Ruangan terbuka
|
69
|
|
|
|
14,34
|
duduksantai
|
Ruangan terbuka
|
70
|
3.
Pemeriksaan frekuensi
pernafasan
Pernafasan
adalah mekanis tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfer dengan darah
serta darah dengan sel.
a. Mekanis
bernapas inspiratif adalah proses aktif.
Selama inspirasi, pusat pernapasan mengirim implus sepanjang nervus frenik,
mengakibatkan difragma berkontraksi. Ekspirasi merupakana proses pasif.
Frekuensi dan kedalaman normal dari ventilasi, eupnea, di interupsi berdesau.
Desau, nafas lebih dalam yang panjang adalah mekanis fisollogis protektif untuk
mencegah udara bertukar dijalan udara kecil yang mengembang dengan alveoli
selama bernafas normal.
b. Frekuensi
Frekuensi
pernafaasan normal (eupnea):
1.
BBL : 35-40
2.
Bayi 6 bulan : 30-50
3.
Toddler : 25-32
4.
Anak-anak : 20-30
5.
Remaja : 15-24
6.
Dewasa : 12-20
c. Kedalaman
ventilasi
Dikaji
dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada dan menilai
secara subjektif gerakan ventilator sebagai dalam, normal dan dangakal.
d. Irama
ventilasi
Dengan pernafasan normal interval
regular terjadi setelah setiap siklus pernafasan. Irama pernafasan teratur dan
tidak teratur.
Hasil
pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
|
Nama
|
Hari dan tanggal
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Lokasi
|
hasil
|
|
Ulfa
|
Senin, 30-11-2015
|
07.37
|
Sesudah naik
tangga
|
Ruangan
terbuka
|
26
|
|
|
|
12.47
|
Istirahat
|
Naik tangga
|
18
|
|
|
|
15.33
|
Selesai
kuliah
|
Diruang kelas
|
28
|
|
|
Selasa, 01-12-2015
|
07.07
|
Sehabis jalan
|
Ruangan AC
|
20
|
|
|
|
12.54
|
Sehabis makan
|
Ruangan
terbuka
|
23
|
|
|
|
14,37
|
duduksantai
|
Ruangan
terbuka
|
22
|
|
Anita
|
Senin, 30-11-2015
|
07.51
|
Duduk santai
|
Ruangan
terbuka
|
20
|
|
|
|
12.55
|
Istirahat
|
Naik tangga
|
19
|
|
|
|
15.46
|
Selesai
kuliah
|
Diruang kelas
|
19
|
|
|
Selasa, 01-12-2015
|
07.21
|
Sehabis jalan
|
Ruangan AC
|
19
|
|
|
|
12.51
|
Sehabis makan
|
Ruangan
terbuka
|
22
|
|
|
|
14,35
|
duduksantai
|
Ruangan
terbuka
|
21
|
4.
Pemeriksaan
frekuensi pernafasan
Pemeriksaan tekanan darah merupakan indicator penting dalam menilai
fungsi kardiovaskuler. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secra langsung dan tidak
langsung, tetapi yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan secara tidak
langsung, tetapi yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan secara tidak
langsung dengan menggunakan sphygmomanometer. Metode tidak langsung dapat
digunakan dengan cara palpasi dan auskultasi dengan stetoskop. Hasil
pemeriksaan tekanan darah juga dipengaruhi posisi saat pemeriksaan.
Selain posisi tekanan darah juga dipengaruhi oleh beberapa hal:
1.
Umur
2.
Waktu
pengukuran
3.
Latihan
dan aktifitas
4.
Emosi
dan nyeri
5.
Miscellaneous
factor
6.
Curah
jantung
Selain
factor diatas, terdapat factor-faktor yang berpengaruh pada interprentasi hasil
diantaranya:
1. Lingkungan
2. Peralatan
3. Pasien
4. Tehnik
pemeriksaan
Pengempisan
cuff, pakean terlalu tebal, kesalahan membaca sfigmomanometer pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan
dipompakan keseluruh tubuh. Keadaan ini disebut sistolik, dan tekanan aliran
darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel sudah
rileks darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu
ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolic.
Menurut
WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90
mmHg tekanan daistolik. Seseorang dikatakan menyidap hipertensi bila tekanan
darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
Hasil pemeriksaan kami pada dua
pasien selama 2 hari berturut-turut
|
Nama
|
Hari dan tanggal
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Lokasi
|
hasil
|
|
Ulfa
|
Senin, 30-11-2015
|
07.37
|
Sesudah
naik tangga
|
Ruangan
terbuka
|
120/80
|
|
|
|
12.48
|
Istirahat
|
Naik
tangga
|
120/60
|
|
|
|
15.33
|
Selesai
kuliah
|
Diruang
kelas
|
110/50
|
|
|
Selasa, 01-12-2015
|
07.07
|
Sehabis
jalan
|
Ruangan
AC
|
120/70
|
|
|
|
12.54
|
Sehabis
makan
|
Ruangan
terbuka
|
110/70
|
|
|
|
14,37
|
duduksantai
|
Ruangan
terbuka
|
110/70
|
|
Anita
|
Senin, 30-11-2015
|
07.51
|
Duduk
santai
|
Ruangan
terbuka
|
110/70
|
|
|
|
12.55
|
Istirahat
|
Naik
tangga
|
110/50
|
|
|
|
15.46
|
Selesai
kuliah
|
Diruang
kelas
|
110/60
|
|
|
Selasa, 01-12-2015
|
07.21
|
Sehabis
jalan
|
Ruangan
AC
|
110/70
|
|
|
|
12.52
|
Sehabis
makan
|
Ruangan
terbuka
|
100/60
|
|
|
|
14,35
|
duduksantai
|
Ruangan
terbuka
|
100/60
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar