Sabtu, 11 Juni 2016

Laporan pemeriksaan tanda tanda vital

LAPORAN PRAKTIKUM KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN 1
( PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL )
Dosen pengampu       : Dewi Setyaningsih, S.SiT, M.P.H


RESPATI.jpg

DISUSUN OLEH :
1.      Anita Dwi Saputri  : 15140026 (B12.1)
2.      Alif Ulfa                  : 15140073 (B12.1)

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

            Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan system tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolism dalam tubuh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada system kardiovaskular, frekkuensi pernafasan dapat menujukkan fungsi pernafasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan system kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat mempengarauhi jika tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indicator adanya gangguan system tubuh.
       Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan  rutin pada pasien., tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan system   tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada pasien tentu berbeda  dengan pasien yang lainnya. Tingkat kegawatan pasien keadaan kritis akan membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibandingkan pada kondisi pasien yang tidak kritis, demikiaan sebaliknya. Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dillakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, frekuensi nafas dan pemeriksaan tekanan darah.

1.      Pemeriksaan suhu tubuh
      Pemeriksaan suhu tubuh merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilali kondisi metabolisme didalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolism darah. Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya dimana proses pengaturannya terletak pada hypothalamus. Pada bagian depan hypotalamus  mengatur pembuangan panas sedangkan bagian belakang mengatur penyimpangan panas.
Pembuangan panas dapat terjadi melalui berbagai macam proses :
1.      Radiasi : proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnetik atau perpindahan panas dari permukaan obyek dengan permukaan obyek lainnyatanpa keduannya bersentuhan. Misalnya pertukaran suhu dinding dan suhu tubuh. Sehingga pada klien yang panas pakaian atau selimut dilepas. Mekanisme radiasi ini paling banyak berpengaruh yaitu 60 %.
2.      Konveksi : proses penyebaran panas karena pergeseran yang kepadatannya tidak sama atau kontak dengan udara dingin disekitar misalnya diruangan yang dingin atau perindahan panas karena pergerakan udara. Misalnya perpindahan panas karena kipas angin ke tubuh manusia. Mekanis konveksi berpengaruh sebanyak 15%.
3.      Evaporasi : proses perubahan cairan menjadi uap misalnya hilangnya panas saat dalam keadaan basah. Mekanis evaporasi ini sebanyak 22%.
4.      Konduksi : proses pemindahan panas pada obyek lain dengan kontak langsung. Misalnya bayi diletakkan pada timbangan yang suhunya lebih rendah. Pengaruh mekanisme konduksi ini sebanyak 3%.
Pemeriksaan suhu dapat melalui oral, rectal, telinga (timpani/aural//otic) dan aksila. Suhu normal rata-rata adalah 36,50 C – 3,50 C. pasien dikatakan hipothermi jika suhu < 360 C dan hyperthermia > 37,50 C.
     Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.35
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
36,5


12.45
Istirahat
Naik tangga
36,9


15.30
Selesai kuliah
Diruang kelas
36,9

Selasa, 01-12-2015
07.05
Sehabis jalan
Ruangan AC
36,6


12.50
Sehabis makan
Ruangan terbuka
36,6


14,34
duduksantai
Ruangan terbuka
36,7
Anita
Senin, 30-11-2015
07.50
Duduk santai
Ruangan terbuka
36,3


12.54
Istirahat
Naik tangga
36,4


15.45
Selesai kuliah
Diruang kelas
36,6

Selasa, 01-12-2015
07.20
Sehabis jalan
Ruangan AC
36,9


12.50
Sehabis makan
Ruangan terbuka
36,8


14,34
duduksantai
Ruangan terbuka
36,8

2.      Pemeriksaan nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Proses perubahan denyut nadi dipengaruhi oleh perubahan kecepatan jantung terhadap rangsangan yang ditimbulkan oleh sisitem syaraf simpatis dan para simpatis. Rangsangan simpatis dapat menambah kecepatan jantung seperti cemas, emosi, takut dan marah sedangkan para simpatis dapat mengurangi denyut nadi.
      Pemeriksaan nadi seharusnya dalam keadaan tidur atau istirahat. Frekuensi yang normal pada orang dewasa adalah kurang lebih 60-90 kali/menit. Takhi kardi adalah denyut nadi lebih cepat dari pada normal, hal ini di jumpai pada keadaan hyperthermia, aktivitas tinggi, kecemasan, miokarditis dll. Hyperthermia dapat meningkatkan nadi sebanyak 15-20 kali/menit setiap peningkatan suhu 1  derajat celcius. Apabila denyut nadi lebih lambat dari normal disebut bradikardi. Selain itu pemeriksaan nadi perlu diperhatikan iramanya dan kuat tidaknya denyutan.
      Pemeriksaan denyut nadi dapat diperiksa dengan palpasi atau dengan elektronik yang sederhana maupun yang canggih. Pemeriksaan dapat dapat dilakukan pada arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis, arteri karotis pada leher, areri tempporalis, arteri fermonalis, arteri dorsalis pedis, atau arteri frontalis pada ubun-ubun bayi.
      Beberapa factor yang mempengaruhi nadi:
1.      Usia
2.      Jenis kelamin
3.      Circadian rhythm
4.      Bentuk tubuh
5.      Aktivitas
6.      Stress
7.      Suhu tubuh
8.      Volume darah
9.      Obat-obatan
Karakter nadi:
1.      Frekuensi : jumlah denyut nadi permenit
2.      Irama : merupakan interval regular yang terjadi antara setiap denyut nadi/ jantung.
3.      Kekuatan : kekuatan/ amplitude dari nadi menunjukkan volume darah yang diiejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi jantung.
4.      Kesamaan : dalam kondisi tertentu nadi satu ekstremitas mungkin  tidak sama kekuatannya. Missal adanya thrombus.
Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.36
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
60


12.46
Istirahat
Naik tangga
76


15.32
Selesai kuliah
Diruang kelas
65

Selasa, 01-12-2015
07.06
Sehabis jalan
Ruangan AC
66


12.53
Sehabis makan
Ruangan terbuka
70


14,36
duduksantai
Ruangan terbuka
72
Anita
Senin, 30-11-2015
07.50
Duduk santai
Ruangan terbuka
62


12.54
Istirahat
Naik tangga
90


15.45
Selesai kuliah
Diruang kelas
71

Selasa, 01-12-2015
07.20
Sehabis jalan
Ruangan AC
63


12.50
Sehabis makan
Ruangan terbuka
69


14,34
duduksantai
Ruangan terbuka
70



3.      Pemeriksaan frekuensi pernafasan
Pernafasan adalah mekanis tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfer dengan darah serta darah dengan sel.
a.       Mekanis
bernapas inspiratif adalah proses aktif. Selama inspirasi, pusat pernapasan mengirim implus sepanjang nervus frenik, mengakibatkan difragma berkontraksi. Ekspirasi merupakana proses pasif. Frekuensi dan kedalaman normal dari ventilasi, eupnea, di interupsi berdesau. Desau, nafas lebih dalam yang panjang adalah mekanis fisollogis protektif untuk mencegah udara bertukar dijalan udara kecil yang mengembang dengan alveoli selama bernafas normal.
b.      Frekuensi
            Frekuensi pernafaasan normal (eupnea):
1.      BBL                      : 35-40
2.      Bayi 6 bulan          : 30-50
3.      Toddler                 : 25-32
4.      Anak-anak             : 20-30
5.      Remaja                  : 15-24
6.      Dewasa                 : 12-20
c.       Kedalaman ventilasi
            Dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada dan menilai secara subjektif gerakan ventilator sebagai dalam, normal dan dangakal.

d.      Irama ventilasi
            Dengan pernafasan normal interval regular terjadi setelah setiap siklus pernafasan. Irama pernafasan teratur dan tidak teratur.
Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut
Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.37
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
26


12.47
Istirahat
Naik tangga
18


15.33
Selesai kuliah
Diruang kelas
28

Selasa, 01-12-2015
07.07
Sehabis jalan
Ruangan AC
20


12.54
Sehabis makan
Ruangan terbuka
23


14,37
duduksantai
Ruangan terbuka
22
Anita
Senin, 30-11-2015
07.51
Duduk santai
Ruangan terbuka
20


12.55
Istirahat
Naik tangga
19


15.46
Selesai kuliah
Diruang kelas
19

Selasa, 01-12-2015
07.21
Sehabis jalan
Ruangan AC
19


12.51
Sehabis makan
Ruangan terbuka
22


14,35
duduksantai
Ruangan terbuka
21



4.      Pemeriksaan frekuensi pernafasan
Pemeriksaan tekanan darah merupakan indicator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secra langsung dan tidak langsung, tetapi yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan secara tidak langsung, tetapi yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan secara tidak langsung dengan menggunakan sphygmomanometer. Metode tidak langsung dapat digunakan dengan cara palpasi dan auskultasi dengan stetoskop. Hasil pemeriksaan tekanan darah juga dipengaruhi posisi saat pemeriksaan.
Selain posisi tekanan darah juga dipengaruhi oleh beberapa hal:
1.      Umur
2.      Waktu pengukuran
3.      Latihan dan aktifitas
4.      Emosi dan nyeri
5.      Miscellaneous factor
6.      Curah jantung
Selain factor diatas, terdapat factor-faktor yang berpengaruh pada interprentasi hasil diantaranya:
1.      Lingkungan
2.      Peralatan
3.      Pasien
4.      Tehnik pemeriksaan
Pengempisan cuff, pakean terlalu tebal, kesalahan membaca sfigmomanometer  pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan keseluruh tubuh. Keadaan ini disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel sudah rileks darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolic.
Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan daistolik. Seseorang dikatakan menyidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
Hasil pemeriksaan kami pada dua pasien selama 2 hari berturut-turut

Nama
Hari dan tanggal
Waktu
Kegiatan
Lokasi
hasil
Ulfa
Senin, 30-11-2015
07.37
Sesudah naik tangga
Ruangan terbuka
120/80


12.48
Istirahat
Naik tangga
120/60


15.33
Selesai kuliah
Diruang kelas
110/50

Selasa, 01-12-2015
07.07
Sehabis jalan
Ruangan AC
120/70


12.54
Sehabis makan
Ruangan terbuka
110/70


14,37
duduksantai
Ruangan terbuka
110/70
Anita
Senin, 30-11-2015
07.51
Duduk santai
Ruangan terbuka
110/70


12.55
Istirahat
Naik tangga
110/50


15.46
Selesai kuliah
Diruang kelas
110/60

Selasa, 01-12-2015
07.21
Sehabis jalan
Ruangan AC
110/70


12.52
Sehabis makan
Ruangan terbuka
100/60


14,35
duduksantai
Ruangan terbuka
100/60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar