Varney (2004)
menambahkan satu langkahlagi dimana bidan diharapkan dapat menggunakan
kemampuannya untuk melakukan deteksi dini dalam proses manajemen sehingga bila
klien membutuhkan tindakan segera atau kolaborasi, konsultasi bahkan dirujuk,
segera dapat dilaksanakan. Proses manajemen kebidanan ini ditulis oleh Varney
berdasarkan Proses Manajemen Kebidanan American College of Nurse Midwife (ACNM)
yang pada dasar pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut Varney.
Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney
adalah sebagai berikut :
Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian
dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap, yaitu :
·
Riwayat kesehatan
·
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
·
Meninjau catatan terbaru atau catatan
sebelumnya,
·
Meninjau data laboratorium dan membandingkan
dengan hasil studi
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien.Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi
bidan akan melakukan konsultsi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah
pertama akan overlap dengan 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah
tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan diagnostic yang lain. Kadang-kadang bidan perlu
memulai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu
disampaikan kepada dokter.
Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulakan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnose yang sfesipik. Kata masalah dan diagnosa
keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaiakan seperti
diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien.Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita
yang di identifikasi oleh bidan.Masalah ini sering menyertai diagnosa.Sebagai
contoh diperoleh diagnosa “kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang
berhubungan dengan diagnosa ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak
menginginkan kehamilannya. Contoh lain yaitu wanita pada trimester ketiga
merasa takut terhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda
lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar
diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan
pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa
takut.
Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi
Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mngisentifikasi masalah
atau diagnosa potensial lain berdasarkan ragkaian masalah dan diagnosa yang
sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memunkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali melakukan
asuhan yang aman.Contoh seorang wanita dengan pemuaian uterus yang
berlebihan.Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus
yang berlebihan tersebut (misalnya pelihidramnion, besar dari masa kehamilan,
ibu dengan diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar). Kemudian ia harus
mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap
terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan post partum yang disebabkan
oleh atonia uteri karena pemuaian uterus yang berlebiahan. Pada persalinan
dengan bayi besar, bidan sebaiknya juga mengantisipasi dan beriap-siap terhadap
kemungkinan terjadinya distocia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi.Bidan
juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran
kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus
prematur atau bayi kecil.Persiapan yang sederhana adalahdengan bertanya dan
mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan
laboratorium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi
pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan
Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Menidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter fan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanyaselama asuhan primer
periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan terus-menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan.Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi.Beberapa
data mungkin mengidikasikan situasi yan gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala
III atau perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang
rendah). Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan
satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yan lain harus menunggu
intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat.
Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal
dari pre-eklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau
masalah medic yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter. Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya
seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorng ahli perawat klinis bayi bru
lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan klien.
Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan Yang
Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi, pada langkah ini reformasi / data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah
yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis. Dengan
perkataan lain, asuhannya terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan k lien, agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagia dari pelaksanaan
rencana tersebut.Oleh karena itu, langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kehidupan
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yan up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang atau tidak
akan dilakukan oleh klien.
Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi,
tetapi sesuai dengan keadan klien dan pengetahuan teori yang benar dan memadai
atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisa dianggap valid
sehingga menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tidak berbahaya.
Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan
pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diurakan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika
bidn tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut
benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan dalam manajemen
asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu
dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam masalah diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap
efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian
rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar